
Jakarta, 18/12 – Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI) secara resmi menghadiri dan memberikan kontribusi strategis dalam forum “Local Climate Governance Forum: APLG Learning & North Coast of Java Giant Seawall Forum”. Acara yang diinisiasi oleh Cities and Local Governments Institute Asia Pacific (CLGI ASPAC) dan UCLG ASPAC ini menjadi wadah krusial bagi para pemangku kepentingan untuk membedah masa depan pesisir Utara Jawa (Pantura).
Urgensi Krisis di Garis Pantai Pantura
Kawasan Pantura saat ini menghadapi ancaman nyata. Dengan laju kenaikan permukaan laut mencapai 1-1,5 cm per tahun dan proyeksi kenaikan risiko banjir rob sebesar 37% pada tahun 2030, langkah ekstrem diperlukan. Pemerintah Indonesia merespons tantangan ini melalui proyek megainfrastruktur Giant Seawall Pantura—sebuah sistem tanggul laut sepanjang 500 km dengan nilai investasi mencapai USD 80 miliar.
Namun, bagi IALI, sebuah proyek infrastruktur skala besar tidak boleh hanya dipandang sebagai solusi teknis sipil semata.

Pandangan Strategis IALI: Melampaui Grey Infrastructure
Dalam forum tersebut, IALI menegaskan bahwa keberhasilan mitigasi iklim di pesisir sangat bergantung pada pendekatan Arsitektur Lanskap yang Adaptif. Kami menekankan tiga pilar utama dalam menyikapi proyek Giant Seawall:
Integritas Ekologis melalui Nature-based Solutions (NbS): Pembangunan dinding laut yang masif berisiko merusak sirkulasi sedimen dan ekosistem pesisir. IALI mendorong penerapan Hybrid Infrastructure, di mana struktur keras (beton) dipadukan dengan sabuk hijau mangrove dan lahan basah. Tujuannya adalah menciptakan “Infrastruktur Hidup” yang mampu pulih secara mandiri dan mendukung biodiversitas.
Keadilan Ekologis dan Inklusi Sosial: Pesisir bukan sekadar garis batas air, melainkan ruang hidup bagi jutaan nelayan dan masyarakat lokal. IALI memperingatkan risiko eksklusi sosial jika desain tanggul memutus akses masyarakat terhadap laut. Kami mengusulkan desain waterfront yang inklusif, menyediakan ruang publik, serta menjaga konektivitas ekonomi warga pesisir.

Tata Ruang yang Partisipatif dan Transparan: Mengingat proyek ini akan mengubah morfologi perkotaan secara permanen, IALI mendorong pemerintah untuk mengadopsi pendekatan partisipatif. Pelibatan berbagai pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan bukan hanya untuk mendapatkan wawasan kontekstual, tetapi juga untuk membangun kepercayaan publik (public trust).
Stress Testing: Menguji Ketahanan Masa Depan
Dalam diskusi mengenai stress testing, IALI menyoroti bahwa proyek ini harus mampu menjawab ketidakpastian iklim jangka panjang. Penurunan muka tanah (land subsidence) yang masih terjadi menjadi tantangan besar. Desain lanskap harus bersifat fleksibel dan modular, sehingga mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan tanpa kehilangan fungsi sosial dan ekologisnya.

Komitmen IALI
Sebagai asosiasi profesi, IALI berkomitmen untuk terus mengawal proyek Giant Seawall Pantura agar tidak hanya menjadi benteng pelindung dari air laut, tetapi menjadi katalisator bagi regenerasi perkotaan yang berkelanjutan. Kami percaya bahwa melalui kolaborasi lintas disiplin, kita dapat mewujudkan pesisir yang tidak hanya aman dari bencana, tetapi juga indah, adil, dan lestari.
